Aku
yang selalu memulai menyapanya di dunia maya. Lalu kami sering bertukar
informasi tentang kami masing-masing. Sekilas terkesan seperti sekadar
basa-basi. Karena kami berteman hanya lewat facebook. Tak pernah bertemu. Tak
pernah saling melihat secara fisik. Meski kadang topik diskusi kami cukup
penting dan agak sensitif. Misalnya tentang interaksi antar-agama, toleransi,
berpikir positif dan terbuka, sampai pada soal-soal kepelatihan, pengembangan
masyarakat, dan kadang soal bisnis dan kegiatan sosial.
Esther
Ariesta. Seorang teman yang tinggal di Bali. Sosok perempuan yang aktif dalam
dunia internet bersama mimpi-mimpinya. Tiba-tiba pada Kamis malam, pada
menit-menit menjelang 1 Maret 2013 ini, untuk pertama kali ia lebih dulu
menyapa untuk memulai diskusi kami. Kali ini agak mengejutkan. Topik diskusi
yang disuguhkan menyebabkan aku sempat mengatakan: “Esther, ini bukan sebuah
kebetulan. Tapi aku sudah lama menginginkan diskusi seperti ini dengan orang
yang paham. Saat ini aku menemukan orangnya”. Bagi orang lain tentu ini
topik yang biasa-biasa saja. Bukan hal besar. Bahkan mungkin sudah basi. Tapi
buat aku sendiri, ini topik yang aku pikirkan sudah lama. Sangat penting!!!
Aku
menjadi semakin percaya dan membuktikan. Bahwa manusia akan dipertemukan dalam
kenyataan hidupnya dengan sesuatu yang dipikirkannya. Sungguh semesta ini
begitu teliti. Ia luar biasa arif dan santun menyambut pikiran-pikiran manusia.
Hampir tidak ada pikiran-pikiran yang lepas dari jalurnya untuk mewujud dalam
pengalaman hidup manusia. Sesuatu yang pernah kupikirkan, saat ini telah datang
menyambut pikiran-pikiran itu dalam fakta. Meski di benakku, dalam beberapa
minggu terakhir pikiran-pikiran itu sudah hampir tak terlintas lagi. Tapi ia
pernah ada. Pernah melintas.
Sumber foto: Esther.Ariesta@facebook.com |
“Esther.
You have been inspiring me !!!” Aku langsung menindaklanjuti
inspirasiku. Kulakukan sebuah riset kecil-kecilan. Kutelusuri sumber-sumber
informasi. Kucari data-data resmi dan tidak resmi. Diskusi dengan beberapa
orang. Tanya sana, tanya sini. Baca buku, buka website. Sampai akhirnya aku
melakukan analisa dan membuat kesimpulan. Tak peduli bahwa hasil riset kecil
yang merupakan kegiatan pribadi ini tidak dapat dijadikan landasan ilmiah. Dan
aku memang cenderung tidak merekomendasikannya sebagai rujukan ilmiah. Tapi
cukup sebagai sumbanganku untuk membuka wacana. Bagi setiap orang yang mau
belajar tentang Lombok dan masyarakatnya saat ini.
Masyarakat
Lombok pemakai internet menjadi sasaran belajarku saat ini, adalah untuk
kepentingan persiapan tulisan ini. Untuk penelitian kecil ini, aku tidak
membuat batasan menurut umur dan status sosial mereka sebagai obyek yang
dipelajari. Maksudku supaya lebih sederhana. Aku hanya melihat dengan batasan:
“masyarakat
Lombok yang tinggal berdomisili di Pulau Lombok dan memakai internet”.
Terlepas dari jenis provider dan website yang diikuti. Tanpa pertimbangan jenis
fasilitasnya. Gak perduli apakah teknologi internet mereka gunakan untuk
blogging, e-mail, tweeter, facebook, friendster, dan sebagainya. Pokoknya
mereka pakai internet. Blassss!!!!
Pengguna fasilitas
umum (warnet)
Kutemukan
sekitar 87% dari mereka menggunakan internet for fun. Aku datang ke sejumlah
warnet. Lalu melihat, memperhatikan, tanya mereka, ngobrol, menghitung, lihat
apa yang mereka tulis, apa yang mereka nikmati dan aku mencatat. Dari setiap 10
komputer di warnet; 6 digunakan oleh pemakai internet untuk main game dan 3
untuk facebook. Ketiga pemakai fasilitas facebook terlibat asyik menikmati
foto-foto, menanggapi status-status dan chatting. Artinya, 9 dari 10 komputer
disewa oleh pengguna internet untuk main game dan facebook for fun.
Masih
terdapat satu komputer sisanya (1 dari 10 komputer yang tersedia di warnet),
rata-rata di setiap warnet digunakan untuk kegiatan yang bersifat produktif. Misalnya
mengirim surat elektronik kepada teman (e-mail), menulis tugas-tugas dari
sekolah oleh siswa SLP/SMU/Kejuruan, dan menulis skripsi bagi mahasiswa. Tapi
tidak ditemukan pengguna internet yang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk
kegiatan bisnis yang berkaitan dengan upaya peningkatan ekonomi keluarga atau
untuk memperoleh pendapatan. Misalnya promosi produk, penjualan barang, diskusi
dengan mitra usaha, diskusi dengan sumber modal, atau setidaknya untuk melamar
pekerjaan.
Secara
keseluruhan, 9 dari 10 komputer warnet digunakan oleh pemakai internet for fun.
Selebihnya, 1 dari 10 komputer tersebut untuk kegiatan bersifat produktif,
tetapi belum menyentuh tujuan-tujuan yang secara langsung bersifat ekonomis,
untuk peningkatan kondisi ekonomi kelurga.
Pengguna fasilitas
pribadi
Fasilitas
pribadi untuk internet dalam hali ini dapat terdiri dari desk-top, laptop,
hand-phone, dan jenis-jenis fasilitas lainnya yang dapat digunakan untuk
internet. Untuk menjarig pemakai internet melalui pengguna fasilitas pribadi, aku
memilih 10 orang teman yang menggunakan akun facebook. Syaratnya mereka harus
memiliki paling sedikit 200 orang “frinds” dari lombok yang tinggal di
Pulau Lombok. Dari “friends” ini dapat diketahui dengan pasti jenis fasilitas pribadi
apa yang mereka pakai untuk internet, bahkan muncul informasi dari kota mana
mereka mengirim pesan. Mereka ini menjadi obyek yang diteliti. Akun tweeter dan
friendster diabaikan karena jumlahnya sangat sedikit untuk orang Lombok, dan
pemakai akun facebook lebih dari cukup untuk mewakili mereka.
Dari
dinding akun facebook milik orang lombok ditemukan sekitar 98% for fun. Status,
maupun tanggapan terhadap status yang muncul berkisar pada pernyataan tentang
hubungan cinta, cemburu, putus cinta, keluhan terhadap sahabat, perkenalan,
bertegur sapa dengan teman, janji temu, rencana rekreasi, pengalaman rekreasi,
menghibur teman yang sedang bermasalah, informasi lagu dan video, dan menikmati
foto-foto. Bahkan aku sendiri termasuk dalam 98% ini. “Hahaha, baru sadar neh”.
Selebihnya, pada 2% dari wall akun orang lombok ditemukan hal-hal yang lebih
bersifat produktif. Misalnya informasi harga dan penjualan barang, informasi
jadwal pertemuan, informasi event menarik, dan pertukaran informasi para siswa
yang berkaitan dengan pelajaran, rencana belajar kelompok, atau rencana
mengerjakan tugas-tugas dari sekolah secara berkelompok.
Internet
for fun ditemukan pada 87% pengguna warnet dan 98% pengguna fasilitas pribadi.
Tentu bukan sesuatu yang salah. Tapi masih menjadi pilihan pada saat ini. Yaitu
suatu periode, yang untuk masyarakat Lombok masih dapat disebut sebagai “periode
berkenalan dan belajar menggunakan teknologi internet”. Pada saat yang
tepat mungkin pilihan mereka akan berubah. Tapi untuk pilihan mereka saat ini,
aku menggunakn istilah: “mereka menggunakan internet tanpa mimpi”.
Jika kita menganggap “Fun” adalah sebuah mimpi, atau
sebuah cita-cita, mungkin istilah yang lebih tepat adalah “tanpa mimpi besar”.
Penelusuran,
analisis, kesimpulan dan pemberian istilah ini semata-mata dengan niat baik.
Sungguh tidak bermaksud untuk merendahkan. Ini adalah sebuah kegiatan kecil
yang penuh harap dari seorang blogger yang sedang belajar tentang Lombok. Tapi
setidaknya, mungkin bisa menjadi wacana untuk mulai memberi perhatian. Mulai
menyentuh dan meningkatkan kondisi menjadi lebih baik. Tentu dari segala
kondisi nyata saat ini, yang mungkin kita sepakat untuk menganggapnya sudah
baik.
Namun
demikian, di tempat lain, misalnya di Pulau Jawa dan Bali sudah cukup lama terdapat
Pendekatan
dan Prinsip penggunaan internet yang lebih baik dan lebih maju. Bahkan
dapat disebut lebih menguntungkan, lebih produktif, dan dapat digunakan untuk mencapai
mimpi-mimpi penggunanya. Kita patut bersyukur, bahwa undang-undang di negeri
ini tidak mengharamkan kita semua untuk meniru hal-hal yang lebih baik, lebih
maju dan bermanfaat bagi kehidupan kita. Meniru untuk kebaikan adalah salah
satu cara paling cepat untuk segera berubah.
Pemilik dan pengelola
web
Aku
melacak web (blog) yang dimiliki dan atau dikelola oleh orang yang tinggal
berdomisili di Lombok. Sebatas yang aku temukan, 88% blog dalam lingkup bisnis
pariwisata. Terdiri dari usaha perhotelan, traveling, dan penjual oleh-oleh
(gift) untuk para wisatawan. Selebihnya, 12% adalah milik lembaga usaha
pemberitaan, Warnet, LSM, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan beberapa
sekolah yang mulai kreatif memberi informasi tentang lembaga mereka.
Tidak
ditemukan blog milik pribadi. Bahkan kegiatan bisnis yang merupakan usaha
pribadi juga tidak didukung dengan blog, meskipun usaha tersebut sudah cukup
maju. Misalnya Toko, Sorum, usaha persewaan, warnet dan sebagainya. Bahkan
kegiatan bisnis milik keluarga yang sudah memiliki badan hukum juga pada
umumnya tidak didukung dengan blog untuk identitas dan promosi. Misalnya usaha yang
sudah berbadan hukum dalam bentuk CV, UD, Koperasi dan sebagainya.
Pentingnya sebuah
mimpi
Mike
Dooley, seorang motivator yang sukses karena keberaniannya bertualang dengan
mengandalkan kekuatan mimpi-mimpinya dan harapannya. Beberapa kutipan dari
beliau digabung oleh blogger menjadi satu paragraf berikut:
“Bermimpilah besar-besaran dengan penuh
harapan bahwa impian-impianmu akan mewujud. Waktu berjalan cepat. Detik, menit,
dan jam segera melenyap. Sekarang ini, di hari ini, kau adalah cikal bakal
hari-hari esokmu. Kau dapat melakukannya,
atau, kau tidak akan ada di sini”.
Kutipan
di atas memotivasi kita. Untuk melakukan perubahan, perbaikan dan mencapai
kondisi lebih maju kita perlu memiliki impian dan harapan yang kuat. Internet
merupakan salah satu jalan yang terbuka dari sejumlah jalan lain yang tersedia
saat ini. Di luar sana telah terjadi perubahan begitu pesat karena memanfaatkan
internet. Kehidupan mereka menjadi lebih berkembang, lebih maju dan lebih
berkualitas. Mimpi-mimpi mereka dapat dicapai dengan memanfaatkan internet. Sementara
kita di Lombok masih pada periode berkenalan dan belajar menggunakan teknologi
tersebut. Perlu perhatian untuk upaya perbaikan.
Sumber foto: Esther.Ariesta@facebook.com |
Sebagian
besar dari kita di Pulau Lombok ini baru menggunakan internet sebatas untuk
saling bertegur sapa dan sebagai hiburan. Sementara mereka di luar sana telah
menggunakannya untuk kemajuan pendidikan, kemajuan kerja, promosi, penjualan,
dan hal-hal lain yang produktif dan ekonomis. Blog adalah salah satu fasilitas
internet yang banyak mereka gunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif. Di
Indonesia penggunaan blog terbukti cukup efektif untuk mencapai mimpi para
penggunanya. Blog sering menjadi ajang bisnis bagi penggunanya. Esther Ariesta
menggambarkan berbagai keuntungan kegiatan blogging melalui sebuah kutipan yang
di posting pada dinding facebook dipta@facebook.com sebagai berikut:
"Blogging
has several advantages though. It allows you to write on a topic that you are passionate about, to work anywhere and anytime,
to network with many interesting people, and it can also become a
real business."
Jadi,
keuntungan blogging atau kegiatan ngeblog sangat banyak dan luas. Dapat menjadi
tempat menulis topik-topik yang kita minati dan membuat hidup kita menjadi
lebih bergairah. Dapat menjadi tempat bekerja dimanapun dan kapanpun.
Menggunakan blog kita juga dapat membuat jaringan atau membangun hubungan
dengan orang-orang yang menarik dan memberi manfaat bagi kita. Dan
blog juga dapat menjadi sebuah bisnis yang nyata.
Pernyataan
Esther Ariesta telah dibuktikan oleh seorang Blogger yang melakukan kegiatan
blogging sejak masih menjadi mahasiswa pada tahun 2003. Saat ini ia telah
mencapai sejumlah impiannya melalui blog. Beliau menggunakan nama Ollie dalam
sebuah bukunya tentang blog. Dalam buku tersebut, penuh kejujuran beliau
mengungkapkan segala prestasi yang dicapainya. Ditegaskannya sebagai berkah
dari kegiatan blogging yang dijalaninya, seperti kutipan berikut:
“Berkat
ngeblog, saya bisa jadi penulis. Berkat ngeblog, saya bisa menjadi enterpreneur
dan masuk Top 10 Beautiful Woman in Idonesia IT world versi majalah InfoKomputer.
Asiknya, berkat ngeblog saya bisa jadi traveler. Tanpa sengaja, saya menjadi
travel writer. Enak deh, berkat ngeblog saya jadi punya banyak gadget. Berkat
ngeblog, saya diundang ke acara ASEAN Blogger Conference di Kuala Lumpur.
Berkat ngeblog, saya bisa menjadi ChairWoman ON/OFF (Pesta Blogger) 2011 dan
bicara di banyak seminar di seluruh Indonesia untuk berbagi. Berkat ngeblog,
ternyata saya bisa jadi model, dan malah saya menjadi fashion designer.
Sebenarnya masih banyak apa yang saya dapat berkat ngeblog, tapi saya sadar
terlalu panjang untuk menulisnya di sini”.
Terima
kasih Mbak Ollie untuk informasi dalam bukunya. Kami, para pengguna internet di
Lombok sudah merasa bahagia luar biasa. Karena merasa sudah kenal teknologi
internet dan dapat menggunakannya for fun. Baru sampai itu yang kami ketahui
tentang manfaat internet. Kami bangga sudah seperti orang Amerika dan Eropa.
Bisa kirim pesan dalam hitungan detik ke seluruh penjuru dunia. Melalui
facebook, kami bisa menanggapi status-status orang di Australia, Jepang dan
bahkan orang-orang di seberang samudera pasifik sana. Cumaaaan, ....kami memang
belum mengetahui ada sesuatu yang jauh lebih besar. Sesuatu yang bisa dicapai
melalui internet. Sesuatu yang merupakan mimpi untuk hidup lebih berkualitas.
Sesuatu sebesar yang Mbak Ollie sudah capai.
Sumber foto: Esther.Ariesta@facebook.com |
Seorang
pengguna internet yang mulai dari sebuah impian, akan menemukan mimpinya
menjadi nyata dalam pengalaman hidupnya melalui internet itu pula. Tapi,
sebelum masyarakat Lombok pengguna internet memiliki mimpi-mimpi mereka: “siapakah
yang seharusnya bermimpi lebih dulu?” Bermimpi untuk melakukan
perubahan? Yaitu merubah keadaan dari periode baru berkenalan dan belajar
menggunakan teknologi internet, menuju periode memanfaatkan internet untuk
mencapai mimpi-mimpi mereka?
Pemimpi
pendahulu, atau pemimpi pionir ini adalah beliau atau mereka yang “bermimpi
dan bertindak” untuk menjadikan masyarakat Lombok mengetahui ada
sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar internet for fun. Memperkenalkan,
melatih dan mendidik mereka. Tentang sesuatu yang bisa dicapai melalui
pemanfaatan fasilitas teknologi internet. Agar para pengguna internet di Lombok
ini mulai bernani merajut mimpi-mimpi mereka melalui pemanfaatan internet. Aku
belum dapat menduga-duga, siapa yang rela dan berani menjadi pemimpi pioner
ini. Apakah Pemerintah Daerah? Lembaga pendidikan? Pengusaha Swasta, LSM, atau para
blogger berpengalaman....? Ataukah tak ada yang peduli....? Atau kita akan
sepakat untuk bersama-sama membiarkan selamanya di Lombok ini: “Internet just
for fun. No dream. No vision”. Semestinya, tulisan ini berjudul: Lombok – internet untuk mewujudkan setiap
mimpi kami.
*) artikel ini
ditulis karena inspirasi yang datang setelah chatting dengan Esther Ariesta.
Sumber Bacaan untuk tulisan ini:
Esther
Ariesta, 2012. Websites: http://www.estherariesta.com/;
http://internetmarketing.estherariesta.com/;
http://english.estherariesta.com/;
https://www.facebook.com/estherariestainternetmarketing?fref=ts
Esther
Ariesta, 2013. Status diposting pada wall facebook dipta@facebook.com, 28 Februari 2013.
Esther
Ariesta, 2013. Education Revolution in Indonesia. Posted in: ELT Global
Issues, February 18, 2013. http://itdi.pro/blog/authors/
Mike
Dooley, 2008. Notes from the universe. Pesan-Pesan Inspiratif Dari Semesta. PT.
Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Cetakan kedua, Maret 2008.
Ollie,
2012. Creative Blog Writing. Mediakita. Cetakan pertama, 2012.
Memulai sebuah bisnis di internet,harus dimulai dengan mengenal internet itu sendiri. kemudian, belajar untuk mencintainya setahap demi setahap. sama seperti buku. belajarlah membaca dulu, baru menulis, kemudian menulis bukumu.
BalasHapus