Sabtu, 09 Maret 2013

Lombok – internet tanpa mimpi *)



Aku yang selalu memulai menyapanya di dunia maya. Lalu kami sering bertukar informasi tentang kami masing-masing. Sekilas terkesan seperti sekadar basa-basi. Karena kami berteman hanya lewat facebook. Tak pernah bertemu. Tak pernah saling melihat secara fisik. Meski kadang topik diskusi kami cukup penting dan agak sensitif. Misalnya tentang interaksi antar-agama, toleransi, berpikir positif dan terbuka, sampai pada soal-soal kepelatihan, pengembangan masyarakat, dan kadang soal bisnis dan kegiatan sosial.

Esther Ariesta. Seorang teman yang tinggal di Bali. Sosok perempuan yang aktif dalam dunia internet bersama mimpi-mimpinya. Tiba-tiba pada Kamis malam, pada menit-menit menjelang 1 Maret 2013 ini, untuk pertama kali ia lebih dulu menyapa untuk memulai diskusi kami. Kali ini agak mengejutkan. Topik diskusi yang disuguhkan menyebabkan aku sempat mengatakan: “Esther, ini bukan sebuah kebetulan. Tapi aku sudah lama menginginkan diskusi seperti ini dengan orang yang paham. Saat ini aku menemukan orangnya”. Bagi orang lain tentu ini topik yang biasa-biasa saja. Bukan hal besar. Bahkan mungkin sudah basi. Tapi buat aku sendiri, ini topik yang aku pikirkan sudah lama. Sangat penting!!!

Aku menjadi semakin percaya dan membuktikan. Bahwa manusia akan dipertemukan dalam kenyataan hidupnya dengan sesuatu yang dipikirkannya. Sungguh semesta ini begitu teliti. Ia luar biasa arif dan santun menyambut pikiran-pikiran manusia. Hampir tidak ada pikiran-pikiran yang lepas dari jalurnya untuk mewujud dalam pengalaman hidup manusia. Sesuatu yang pernah kupikirkan, saat ini telah datang menyambut pikiran-pikiran itu dalam fakta. Meski di benakku, dalam beberapa minggu terakhir pikiran-pikiran itu sudah hampir tak terlintas lagi. Tapi ia pernah ada. Pernah melintas.
Sumber foto: Esther.Ariesta@facebook.com


Esther. You have been inspiring me !!!” Aku langsung menindaklanjuti inspirasiku. Kulakukan sebuah riset kecil-kecilan. Kutelusuri sumber-sumber informasi. Kucari data-data resmi dan tidak resmi. Diskusi dengan beberapa orang. Tanya sana, tanya sini. Baca buku, buka website. Sampai akhirnya aku melakukan analisa dan membuat kesimpulan. Tak peduli bahwa hasil riset kecil yang merupakan kegiatan pribadi ini tidak dapat dijadikan landasan ilmiah. Dan aku memang cenderung tidak merekomendasikannya sebagai rujukan ilmiah. Tapi cukup sebagai sumbanganku untuk membuka wacana. Bagi setiap orang yang mau belajar tentang Lombok dan masyarakatnya saat ini.

Masyarakat Lombok pemakai internet menjadi sasaran belajarku saat ini, adalah untuk kepentingan persiapan tulisan ini. Untuk penelitian kecil ini, aku tidak membuat batasan menurut umur dan status sosial mereka sebagai obyek yang dipelajari. Maksudku supaya lebih sederhana. Aku hanya melihat dengan batasan: “masyarakat Lombok yang tinggal berdomisili di Pulau Lombok dan memakai internet”. Terlepas dari jenis provider dan website yang diikuti. Tanpa pertimbangan jenis fasilitasnya. Gak perduli apakah teknologi internet mereka gunakan untuk blogging, e-mail, tweeter, facebook, friendster, dan sebagainya. Pokoknya mereka pakai internet. Blassss!!!!

Pengguna fasilitas umum (warnet)
Kutemukan sekitar 87% dari mereka menggunakan internet for fun. Aku datang ke sejumlah warnet. Lalu melihat, memperhatikan, tanya mereka, ngobrol, menghitung, lihat apa yang mereka tulis, apa yang mereka nikmati dan aku mencatat. Dari setiap 10 komputer di warnet; 6 digunakan oleh pemakai internet untuk main game dan 3 untuk facebook. Ketiga pemakai fasilitas facebook terlibat asyik menikmati foto-foto, menanggapi status-status dan chatting. Artinya, 9 dari 10 komputer disewa oleh pengguna internet untuk main game dan facebook for fun.

Masih terdapat satu komputer sisanya (1 dari 10 komputer yang tersedia di warnet), rata-rata di setiap warnet digunakan untuk kegiatan yang bersifat produktif. Misalnya mengirim surat elektronik kepada teman (e-mail), menulis tugas-tugas dari sekolah oleh siswa SLP/SMU/Kejuruan, dan menulis skripsi bagi mahasiswa. Tapi tidak ditemukan pengguna internet yang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan upaya peningkatan ekonomi keluarga atau untuk memperoleh pendapatan. Misalnya promosi produk, penjualan barang, diskusi dengan mitra usaha, diskusi dengan sumber modal, atau setidaknya untuk melamar pekerjaan.

Secara keseluruhan, 9 dari 10 komputer warnet digunakan oleh pemakai internet for fun. Selebihnya, 1 dari 10 komputer tersebut untuk kegiatan bersifat produktif, tetapi belum menyentuh tujuan-tujuan yang secara langsung bersifat ekonomis, untuk peningkatan kondisi ekonomi kelurga.

Pengguna fasilitas pribadi
Fasilitas pribadi untuk internet dalam hali ini dapat terdiri dari desk-top, laptop, hand-phone, dan jenis-jenis fasilitas lainnya yang dapat digunakan untuk internet. Untuk menjarig pemakai internet melalui pengguna fasilitas pribadi, aku memilih 10 orang teman yang menggunakan akun facebook. Syaratnya mereka harus memiliki paling sedikit 200 orang “frinds” dari lombok yang tinggal di Pulau Lombok. Dari “friends” ini dapat diketahui dengan pasti jenis fasilitas pribadi apa yang mereka pakai untuk internet, bahkan muncul informasi dari kota mana mereka mengirim pesan. Mereka ini menjadi obyek yang diteliti. Akun tweeter dan friendster diabaikan karena jumlahnya sangat sedikit untuk orang Lombok, dan pemakai akun facebook lebih dari cukup untuk mewakili mereka.

Dari dinding akun facebook milik orang lombok ditemukan sekitar 98% for fun. Status, maupun tanggapan terhadap status yang muncul berkisar pada pernyataan tentang hubungan cinta, cemburu, putus cinta, keluhan terhadap sahabat, perkenalan, bertegur sapa dengan teman, janji temu, rencana rekreasi, pengalaman rekreasi, menghibur teman yang sedang bermasalah, informasi lagu dan video, dan menikmati foto-foto. Bahkan aku sendiri termasuk dalam 98% ini. “Hahaha, baru sadar neh”. Selebihnya, pada 2% dari wall akun orang lombok ditemukan hal-hal yang lebih bersifat produktif. Misalnya informasi harga dan penjualan barang, informasi jadwal pertemuan, informasi event menarik, dan pertukaran informasi para siswa yang berkaitan dengan pelajaran, rencana belajar kelompok, atau rencana mengerjakan tugas-tugas dari sekolah secara berkelompok.    

Internet for fun ditemukan pada 87% pengguna warnet dan 98% pengguna fasilitas pribadi. Tentu bukan sesuatu yang salah. Tapi masih menjadi pilihan pada saat ini. Yaitu suatu periode, yang untuk masyarakat Lombok masih dapat disebut sebagai “periode berkenalan dan belajar menggunakan teknologi internet”. Pada saat yang tepat mungkin pilihan mereka akan berubah. Tapi untuk pilihan mereka saat ini, aku menggunakn istilah: “mereka menggunakan internet tanpa mimpi”. Jika kita menganggap “Fun” adalah sebuah mimpi, atau sebuah cita-cita, mungkin istilah yang lebih tepat adalah “tanpa mimpi besar”.
Penelusuran, analisis, kesimpulan dan pemberian istilah ini semata-mata dengan niat baik. Sungguh tidak bermaksud untuk merendahkan. Ini adalah sebuah kegiatan kecil yang penuh harap dari seorang blogger yang sedang belajar tentang Lombok. Tapi setidaknya, mungkin bisa menjadi wacana untuk mulai memberi perhatian. Mulai menyentuh dan meningkatkan kondisi menjadi lebih baik. Tentu dari segala kondisi nyata saat ini, yang mungkin kita sepakat untuk menganggapnya sudah baik.

Namun demikian, di tempat lain, misalnya di Pulau Jawa dan Bali sudah cukup lama terdapat Pendekatan dan Prinsip penggunaan internet yang lebih baik dan lebih maju. Bahkan dapat disebut lebih menguntungkan, lebih produktif, dan dapat digunakan untuk mencapai mimpi-mimpi penggunanya. Kita patut bersyukur, bahwa undang-undang di negeri ini tidak mengharamkan kita semua untuk meniru hal-hal yang lebih baik, lebih maju dan bermanfaat bagi kehidupan kita. Meniru untuk kebaikan adalah salah satu cara paling cepat untuk segera berubah.

Pemilik dan pengelola web
Aku melacak web (blog) yang dimiliki dan atau dikelola oleh orang yang tinggal berdomisili di Lombok. Sebatas yang aku temukan, 88% blog dalam lingkup bisnis pariwisata. Terdiri dari usaha perhotelan, traveling, dan penjual oleh-oleh (gift) untuk para wisatawan. Selebihnya, 12% adalah milik lembaga usaha pemberitaan, Warnet, LSM, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan beberapa sekolah yang mulai kreatif memberi informasi tentang lembaga mereka.

Tidak ditemukan blog milik pribadi. Bahkan kegiatan bisnis yang merupakan usaha pribadi juga tidak didukung dengan blog, meskipun usaha tersebut sudah cukup maju. Misalnya Toko, Sorum, usaha persewaan, warnet dan sebagainya. Bahkan kegiatan bisnis milik keluarga yang sudah memiliki badan hukum juga pada umumnya tidak didukung dengan blog untuk identitas dan promosi. Misalnya usaha yang sudah berbadan hukum dalam bentuk CV, UD, Koperasi dan sebagainya.

Pentingnya sebuah mimpi
Mike Dooley, seorang motivator yang sukses karena keberaniannya bertualang dengan mengandalkan kekuatan mimpi-mimpinya dan harapannya. Beberapa kutipan dari beliau digabung oleh blogger menjadi satu paragraf berikut:
Bermimpilah besar-besaran dengan penuh harapan bahwa impian-impianmu akan mewujud. Waktu berjalan cepat. Detik, menit, dan jam segera melenyap. Sekarang ini, di hari ini, kau adalah cikal bakal hari-hari esokmu. Kau dapat melakukannya, atau, kau tidak akan ada di sini”.

Kutipan di atas memotivasi kita. Untuk melakukan perubahan, perbaikan dan mencapai kondisi lebih maju kita perlu memiliki impian dan harapan yang kuat. Internet merupakan salah satu jalan yang terbuka dari sejumlah jalan lain yang tersedia saat ini. Di luar sana telah terjadi perubahan begitu pesat karena memanfaatkan internet. Kehidupan mereka menjadi lebih berkembang, lebih maju dan lebih berkualitas. Mimpi-mimpi mereka dapat dicapai dengan memanfaatkan internet. Sementara kita di Lombok masih pada periode berkenalan dan belajar menggunakan teknologi tersebut. Perlu perhatian untuk upaya perbaikan.
Sumber foto: Esther.Ariesta@facebook.com

Sebagian besar dari kita di Pulau Lombok ini baru menggunakan internet sebatas untuk saling bertegur sapa dan sebagai hiburan. Sementara mereka di luar sana telah menggunakannya untuk kemajuan pendidikan, kemajuan kerja, promosi, penjualan, dan hal-hal lain yang produktif dan ekonomis. Blog adalah salah satu fasilitas internet yang banyak mereka gunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif. Di Indonesia penggunaan blog terbukti cukup efektif untuk mencapai mimpi para penggunanya. Blog sering menjadi ajang bisnis bagi penggunanya. Esther Ariesta menggambarkan berbagai keuntungan kegiatan blogging melalui sebuah kutipan yang di posting pada dinding facebook dipta@facebook.com sebagai berikut:
"Blogging has several advantages though. It allows you to write on a topic that you are passionate about, to work anywhere and anytime, to network with many interesting people, and it can also become a real business."

Jadi, keuntungan blogging atau kegiatan ngeblog sangat banyak dan luas. Dapat menjadi tempat menulis topik-topik yang kita minati dan membuat hidup kita menjadi lebih bergairah. Dapat menjadi tempat bekerja dimanapun dan kapanpun. Menggunakan blog kita juga dapat membuat jaringan atau membangun hubungan dengan orang-orang yang menarik dan memberi manfaat bagi kita. Dan blog juga dapat menjadi sebuah bisnis yang nyata.

Pernyataan Esther Ariesta telah dibuktikan oleh seorang Blogger yang melakukan kegiatan blogging sejak masih menjadi mahasiswa pada tahun 2003. Saat ini ia telah mencapai sejumlah impiannya melalui blog. Beliau menggunakan nama Ollie dalam sebuah bukunya tentang blog. Dalam buku tersebut, penuh kejujuran beliau mengungkapkan segala prestasi yang dicapainya. Ditegaskannya sebagai berkah dari kegiatan blogging yang dijalaninya, seperti kutipan berikut:
Berkat ngeblog, saya bisa jadi penulis. Berkat ngeblog, saya bisa menjadi enterpreneur dan masuk Top 10 Beautiful Woman in Idonesia IT world versi majalah InfoKomputer. Asiknya, berkat ngeblog saya bisa jadi traveler. Tanpa sengaja, saya menjadi travel writer. Enak deh, berkat ngeblog saya jadi punya banyak gadget. Berkat ngeblog, saya diundang ke acara ASEAN Blogger Conference di Kuala Lumpur. Berkat ngeblog, saya bisa menjadi ChairWoman ON/OFF (Pesta Blogger) 2011 dan bicara di banyak seminar di seluruh Indonesia untuk berbagi. Berkat ngeblog, ternyata saya bisa jadi model, dan malah saya menjadi fashion designer. Sebenarnya masih banyak apa yang saya dapat berkat ngeblog, tapi saya sadar terlalu panjang untuk menulisnya di sini”.

Terima kasih Mbak Ollie untuk informasi dalam bukunya. Kami, para pengguna internet di Lombok sudah merasa bahagia luar biasa. Karena merasa sudah kenal teknologi internet dan dapat menggunakannya for fun. Baru sampai itu yang kami ketahui tentang manfaat internet. Kami bangga sudah seperti orang Amerika dan Eropa. Bisa kirim pesan dalam hitungan detik ke seluruh penjuru dunia. Melalui facebook, kami bisa menanggapi status-status orang di Australia, Jepang dan bahkan orang-orang di seberang samudera pasifik sana. Cumaaaan, ....kami memang belum mengetahui ada sesuatu yang jauh lebih besar. Sesuatu yang bisa dicapai melalui internet. Sesuatu yang merupakan mimpi untuk hidup lebih berkualitas. Sesuatu sebesar yang Mbak Ollie sudah capai.
Sumber foto: Esther.Ariesta@facebook.com

Seorang pengguna internet yang mulai dari sebuah impian, akan menemukan mimpinya menjadi nyata dalam pengalaman hidupnya melalui internet itu pula. Tapi, sebelum masyarakat Lombok pengguna internet memiliki mimpi-mimpi mereka: “siapakah yang seharusnya bermimpi lebih dulu?” Bermimpi untuk melakukan perubahan? Yaitu merubah keadaan dari periode baru berkenalan dan belajar menggunakan teknologi internet, menuju periode memanfaatkan internet untuk mencapai mimpi-mimpi mereka?

Pemimpi pendahulu, atau pemimpi pionir ini adalah beliau atau mereka yang “bermimpi dan bertindak” untuk menjadikan masyarakat Lombok mengetahui ada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar internet for fun. Memperkenalkan, melatih dan mendidik mereka. Tentang sesuatu yang bisa dicapai melalui pemanfaatan fasilitas teknologi internet. Agar para pengguna internet di Lombok ini mulai bernani merajut mimpi-mimpi mereka melalui pemanfaatan internet. Aku belum dapat menduga-duga, siapa yang rela dan berani menjadi pemimpi pioner ini. Apakah Pemerintah Daerah? Lembaga pendidikan? Pengusaha Swasta, LSM, atau para blogger berpengalaman....? Ataukah tak ada yang peduli....? Atau kita akan sepakat untuk bersama-sama membiarkan selamanya di Lombok ini: “Internet just for fun. No dream. No vision”. Semestinya, tulisan ini berjudul: Lombok – internet untuk mewujudkan setiap mimpi kami.


*) artikel ini ditulis karena inspirasi yang datang setelah chatting dengan Esther Ariesta.

Sumber Bacaan untuk tulisan ini:
Esther Ariesta, 2013. Status diposting pada wall facebook dipta@facebook.com, 28 Februari 2013.
Esther Ariesta, 2013. Education Revolution in Indonesia. Posted in: ELT Global Issues, February 18, 2013. http://itdi.pro/blog/authors/
Mike Dooley, 2008. Notes from the universe. Pesan-Pesan Inspiratif Dari Semesta. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Cetakan kedua, Maret 2008.
Ollie, 2012. Creative Blog Writing. Mediakita. Cetakan pertama, 2012.

1 komentar:

  1. Memulai sebuah bisnis di internet,harus dimulai dengan mengenal internet itu sendiri. kemudian, belajar untuk mencintainya setahap demi setahap. sama seperti buku. belajarlah membaca dulu, baru menulis, kemudian menulis bukumu.

    BalasHapus